PROFIL UPTD PUSKESMAS TELAGASARI

Keadaan Geografi . UPTD Puskesmas Telagasari terletak di desa Talagasari Kecamatan Telagasari, yang merupakan Puskesmas induk.

7 Cara Mengalahkan Penyakit jantung

Penyakit jantung adalah sesuatu yang tidak boleh kita abaikan karena saat ini penyakit ini masih jadi pembunuh nomor satu di Indonesia. Kedengarannya memang mengerikan. Akan tetapi, Anda tidak boleh menyerah dan hidup dalam kecemasan.

Tahapan Persiapan akreditasi puskesmas : Lokakarya

ni adalah tahapan paling awal yang dilakukan oleh tim pendamping akreditasi puskesmas. Dalam tahapan lokakarya yang di bahas dan di diskusikan adalah Gambaran umum tentang akreditasi puskesmas..

Pertimbangan hukum kebiri

Hukuman kebiri bisa diartikan menjadi dua tindakan, yakni berupa pemotongan atau berupa suntikan zak kimia atau dikenal dengan istilah kebiri kimia. Kebiri kimia adalah tindakan memasukkan bahan kimiawi antiandrogen.

Upaya Kesehatan Jiwa Masyarakat

Masalah kesehatan jiwa memiliki ruang lingkup yang luas dan menimbulkan beban yang besar bagi masyarakat.

Monday 6 July 2015

Ciri Infeksi Telinga pada Bayi

Ciri Infeksi Telinga pada Bayi
Anak termasuk bayi rentan mengalami infeksi telinga. Namun, karena belum bisa berbicara jelas, seringkali bayi tak dapat mengungkapkan jika ada sesuatu yang membuatnya tak nyaman atau terasa sakit.

Cara termudah untuk mengetahui apakah bayi mungkin memiliki infeksi telinga adalah dengan mengamati perubahan suasana hatinya. Contohnya bayi menjadi rewel, mulai menangis lebih banyak dari biasanya, atau gelisah. Bisa juga muncul demam (baik demam ringan maupun tinggi). Berikut ciri infeksi telinga pada bayi:

  • Bayi sering menarik-narik telinganya. Ini bisa menjadi tanda, tapi tidak mutlak menjadi ciri infeksi telinga pada bayi.
  • Diare atau muntah. Sebab, virus atau bakteri yang menyebabkan infeksi telinga juga dapat memengaruhi saluran pencernaan.
  • Nafsu makan berkurang. Selain dapat menyebabkan gangguan pencernaan, infeksi telinga juga dapat membuat bayi kesakitan saat mengunyah dan menelan. Atau bila bayi masih mengonsumsi ASi, ia terlihat lebih sering menarik diri dari payudara atau botol.
  • Tampak sebuah cairan kuning atau keputihan mengalir dari telinga. Ini merupakan tanda pasti bahwa bayi mengidap infeksi. Hal ini akibat adanya lubang kecil yang muncul di gendang telinga. Namun jangan khawatir, ini akan sembuh sendiri setelah infeksi diobati. Bila muncul ciri infeksi telinga pada bayi, segera bawa bayi ke dokter.
  • Muncul bau yang tidak sedap dari telinga si bayi.
  • Bayi sulit tidur dan gelisah, karena berbaring dapat membuat infeksi telinga lebih menyakitkan.
Untuk diketahui, infeksi telinga adalah gangguan kesehatan terbesar kedua yang sering menyerang bayi setelah batuk-pilek. Sekitar 50 persen bayi setidaknya pernah mengalami satu kali infeksi telinga sebelum mencapai usia 1 tahun, dan sebagian besar memiliki setidaknya satu infeksi telinga setelah ulang tahun pertama.
Sumber    : Tabloid Nakita

8 Rahasia Cepat Turunkan Berat Badan

Berhenti menganggap

Olahraga memainkan peran penting dalam perjalanan penurunan berat badan, tapi bagaimana Anda mengisi “bahan bakar” tubuh juga tak kalah penting. Jika Anda siap untuk membuat perubahan gaya hidup yang baru dan siap untuk berhenti menganggap bahwa Anda harus berjuang, berikut ini adalah rahasia mudah yang bisa Anda lakukan setiap hari dan akan Anda rasakan hasilnya.


1. Berhenti menganggap bahwa Anda harus membatasi makan
Menurut pelatih Chris and Heidi Powell, “Setiap Anda membatasi diri terhadap makanan, maka ini hanya akan membuat Anda stress. Karena makanan yang sebenarnya Anda inginkan adalah makanan yang Anda batasi. Jauhkan pola piker bahwa Anda harus berkorban untuk menurunkan berat badan,” ujarnya.

 2. Kurangi konsumsi makanan olahan makanan olahan
Ganti makanan olahan dengan makanan yang tak diolah. Makanan alami bukan hanya sehat, tapi Anda juga akan merasakan bahwa rasa asli dari sebuah makanan ternyata enak. Jika belum terbiasa, Anda dapat memulainya dengan merebus atau mengukus makanan. Tapi, tidak menggorengnya.

 3. Pilih gandum untuk dikonsumsi
Gandum kaya akan serat dan akan membuat Anda merasa kenyang lebih lama. Selain itu gandum juga baik untuk kesehatan pencernaan dan telah dipercaya sejak lama mampu membantu menurunkan berat badan.
 4. Jadikan yoghurt sahabat makanan Anda
Gunakan yoghurt sebagai pendamping makanan Anda, baik untuk campuran pasta, campuran salad ataupun cocolan buah. Kandungan probiotik dalam yoghurt sejauh ini belum dapat digantikan dengan produk turunan susu lainnya.

 5. Pilih camilan sehat
Kalau selama ini Anda hanya mengonsumsi satu jenis camilan, yang bahkan tak baik bagi kesehatan, seperti kentang goreng, ganti camilan Anda dengan makanan yang mengandung kombinasi protein, erat, dan karbohidrat, misalnya sandwich gandum berisi sayuran dan daging. Ini akan membuat Anda kenyang dan mengisi kembali energi tubuh yang hilang. Ini juga akan mencegah Anda bolak-balik mencari camilan.

 6. Makan buah utuh
Menurut chef Cheryl Forberg, R.D., ketika Anda mengonsumsi satu buah utuh, Anda akan mendaptkan berbagai manfaat, mulai dari asupan serat, melepaskan gula darah perlahan, dan akan membuat Anda kenyang lebih lama. Jus buah bisa dinikmati sesekali, tapi untuk mendapatkan manfaat maksimal dari buah adalah dengan mengonsumsi buah secara utuh.

 7. Konsumsi karbohidrat di pagi hari
Untuk menurunkan berat badan, jangan pernah menghindari karbohidrat sama sekali dari hidup Anda. Teknik ini tak pernah sukses emnurunkan berat badan. Namun, ketika Anda mengonsumsi karbohidrat di pagi hari dalam jumlah cukup, tubuh memiliki lebih banyak waktu untuk melakukan pembakaran, kata Bob Harper, seorang pelatih.

 8. Pilih pendamping tepat untuk salad
Singkirkan roti kering sebagai pendamping salad Anda. Ganti dressing salad dengan produksi Anda sendiri, yang bisa dibuat dari campuran yoghurt dan buah. Selain itu fokuskan isi slad pada sayur-sayuaran, protein dan buah. Jika Anda menginginkan sesuatu yang renyah, Anda bisa menambahkan sedikit kacang di atas salad.
Sumber    : womenshealthmag

Saturday 4 July 2015

Tanda-tanda Wanita Sedang dalam Masa Subur


Sedang dalam Masa Subur

Wanita ternyata menunjukkan tanda-tanda khusus ketika dalam masa subur. Namun, sering kali tak disadari orang-orang di sekitarnya. Misalnya saja, bagian pipi yang berubah menjadi kemerahan saat memasuki masa paling subur. Perubahan warna memang begitu halus dan samar terlihat sehingga tak ada yang menyadarinya.
Perubahan warna pipi terungkap ketika peneliti di Inggris mengambil foto 22 wanita setiap hari selama satu bulan. Setelah menganalisis foto tersebut, para peneliti menemukan wajah wanita menjadi lebih merah pada waktu ovulasi.

"Ini adalah studi pertama yang meyakinkan bahwa wajah wanita berubah menjadi kemerahan selama siklus menstruasi," kata peneliti dari Northumbria University di Inggris, Robert Burriss seperti dikutip dari Live Science.

Menurut peneliti, tidak ada perubahan dalam pencahayaan kulit wajah wanita, tapi terlihat perubahan warna wajah. Kemerahan di pipi wanita meningkat pada hari-hari sebelum berovulasi dan tetap muncul pada beberapa periode berikutnya. Kemudian warna kemerahan perlahan menghilang dengan cepat setelah wanita mulai menstruasi.

Menurut Burris, pipi kemerahan mungkin saja membuat pria melihat wajah wanita jadi lebih menarik ketika wanita berovulasi. Namun, dalam penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal PLOS ONE ini, tak ada yang menyadari perubahan itu ketika wanita memasuki masa subur.

Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa laki-laki melihat wanita lebih menarik karena ada perubahan suara dan juga aroma tubuh wanita saat berovulasi. Penelitian kali ini menyelidiki apakah perubahan warna wajah wanita saat ovulasi juga menyebabkan laki-laki lebih tertarik.

Ternyata, bagi laki-laki, kulit wajah kemerahan juga akan membuat wanita jadi lebih menarik. Menurut peneliti, wajah kemerahan menunjukkan kesehatan yang baik dan terlihat lebih muda.

Beberapa penelitian lain bahkan menunjukkan, wanita akan menjadi lebih genit ketika masa subur. Akan tetapi, kegenitan tersebut hanya ditunjukkan pada laki-laki yang mereka anggap menarik. Penelitian lain juga menemukan, wanita yang memasuki masa subur akan memilih pakaian lebih menarik perhatian, seperti warna merah.

Friday 3 July 2015

Efek Salah Memberi Hukuman Pada Anak


Efek Salah Memberi Hukuman Pada Anak

Belajar dari kasus dugaan penelantaran anak di Perumahan Citra Gran Cibubur, Bekasi, Jawa Barat, orangtua sebaiknya tidak memberi hukuman berat kepada anak. Sebelumnya, orangtua dari lima anak, T (45) dan N (42), mengaku tega melakukan hal tersebut, sebagai bentuk didikan agar anaknya tidak manja, terutama bagi anak laki-lakinya, AD (8).


Menurut Sani Budiantini Hermawan, S.Psi., M.Si., Direktur & Psikolog Lembaga Konsultasi Daya Insani, sekarang ini, dalam mendidik anak, tak ada lagi hukuman melainkan konsekuensi. Anak harus belajar konsekuensi positif dan negatif. Anak perlu tahu bahwa setiap hal yang dilakukan ada konsekuensinya, baik atau buruk.

“Misalnya, kalau  nilai ulangan anak bagus, konsekuensinya boleh membeli buku bacaan baru favoritnya. Tapi, kalau nilai ulangan anak jelek, konsekuensinya orangtua bisa mengurangi kesenangan anak, seperti waktu bermain sepeda yang biasanya satu jam dikurangi 30 menit. Ini akan membuat anak lebih bertanggungjawab,” ujar Sani, Jumat (15/5/2015)

Menurut Sani, setiap orangtua tentu punya cara sendiri mendidik anak. Namun, pola asuh salah, seperti memberi hukuman, baik secara fisik, verbal, ataupun mental justru akan menimbulkan luka batin pada anak. Bahayanya lagi, luka batin ini tak hanya berefek buruk jangka pendek, juga jangka panjang. Meski, tujuan orangtuanya adalah mendidik agar anak tidak tumbuh menjadi anak manja, memberi hukuman berat pada anak tidak membuat tujuan tersebut tercapai.

Seperti diberitakan, AD ditelantarkan kedua orangtuanya dengan cara dibiarkan berada di luar rumah. Bahkan, kejadian ini berlangsung selama satu bulan belakangan. Hal itu dilaporkan oleh tetangga T dan N yang berada di Perumahan Citra Gran Cibubur, Bekasi, Jawa Barat. Dari laporan tersebut, KPAI bersama Kementerian Sosial dan polisi pun mendatangi rumah T dan N.

T dan N membantah tuduhan bahwa mereka telah menelantarkan anak, dan melakukan kekerasan fisik, serta psikis terhadap anak-anaknya. Menurut T, ia memberi hukuman pada AD, karena kesal anaknya nakal.

“Pemberian hukuman secara fisik atau psikologis, seperti mengusir atau menelantarkan anak, tidak bisa membentuk sikap anak jadi positif. Hukuman semacam ini pada anak, justru bisa menimbulkan rasa marah dan benci pada orangtuanya. Bahkan, bukan tak mungkin timbul rasa dendam dalam diri anak. Ke depannya, bisa jadi anak tumbuh menjadi pemarah dan pendendam. Ini tentu tak baik untuk kesehatan jiwanya, termasuk bagaimana ia menguasai emosinya,” papar Sani.

Stimulasi Otak Anak Lewat Kegiatan Menggambar


Psikologi2

Menggambar ternyata bukan hanya kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak. Banyak manfaat yang bisa didapatkan anak dari coretan tangannya. Dalam perkembangannya, menggambar pun dijadikan sebagai art therapy untuk kesehatan mental dan merangsang otaknya.

Seorang art therapist Mutia Ribowo mengungkapkan, menggambar dapat membuat seseorang anak lebih fokus karena ada kordinasi antara mata dan gerakan tangan. Lebih dari itu, anak pun akan lebih peka terhadap lingkungan sekitar, memiliki empati, dan meningkatkan intuisi.

"Menggambar menstimulus otak kiri dan kanan. Selama ini kan 80 persen populasi pengguna otak kiri untuk menghitung. Kalau pakai otak kanan, akan pakai empati, intuisi, hingga bisa memandang posisi orang lain," terang Mutia di Jakarta, Selasa (16/6/2015).

Selain mengembangkan kreativitas anak, menggambar juga bisa dijadikan media anak mengungkapkan perasaan atau emosinya. Mereka akan lebih rileks setelah mencurahkan isi hatinya lewat goresan tangan.

Hasil gambar anak ini juga bisa dianalisis untuk mengetahui apa yang terjadi dalam kehidupan si anak dan apa yang dirasakan. Misalnya, anak yang mengalami kekerasan, trauma, anak yang kehilangan orangtua, hingga perasaan anak jika orangtua bercerai.

Melalui terapi menggambar, anak bisa lebih ceria dan bahagia. Pada akhirnya, pikiran yang bahagia juga bisa membuat fisik sehat. Terapi seni ini bisa diikuti oleh anak-anak sejak usia 3 tahun atau saat anak mulai bisa memegang pensil dan mencorat-coret.

Terapi seni sering kali diterapkan pada anak dengan autisme, memiliki gangguan perilaku, masalah sosial, dan juga mental. Menurut Mutia, orangtua berperan penting mengenalkan anak dengan dunia seni seperti menggambar sekaligus mewarnai.

Hasil positif dari menggambar, lanjut Mutia, biasanya dapat terlihat setelah rutin dilakukan 3 kali dalam satu minggu.
Penulis    : Dian Maharani